This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 14 Juni 2018

Christiano Ronaldo dan Otentisitas Diri

Christiano Ronaldo dan Otentisitas Diri
Christiano Ronaldo
Oleh: Yones Hambur
...
Cerita tentang Cristiano Ronaldo memang tidak ada habisnya. Kemana-mana bahkan dimana-mana, nama mega bintang Real Madrid ini selalu menjadi hal yang menarik untuk diperbincangkan.
Ia bukan hanya pandai memainkan si kulit bundar di atas lapangan, tetapi dalam cara hidupnya setiap hari, peraih lima kali Ballon d'Or ini juga cukup inspiratif.
Saya masih ingat ketika mengikuti ujian tesis komprehensif di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta hampir sebulan lalu.
Nama Cristiano Ronaldo tiba-tiba menjadi bahan jawaban saya atas salah satu dari sekian banyak pertanyaan yang diajukan oleh dosen penguji kepada saya.
Ngomong-ngomong, ujian ini merupakan salah satu persyaratan, selain ujian skripsi, untuk mendapatkan gelar sarjana filsafat dari perguruan tinggi yang didirikan Prof. Dr. Nicolaus Driyarkara tersebut.
Model ujiannya dilakukan secara lisan dan berlangsung selama 1 jam dengan dosen penguji terdiri dari tiga orang.
Saat itu, ada satu dosen penguji yang mengajukan tesis kepada saya soal hubungan antara kematian dengan otentisitas diri menurut Martin Heidegger.
Heidegger ini sendiri ialah seorang filsuf German yang dikenal lewat karyanya berjudul, dalam bahasa German "Sein und Zeit", Inggris "Being and Time" atau dalam bahasa kita "Ada dan Waktu".
Terinspirasi dari fenomenolog Edmund Husserl, dengan karyanya ini, Heidegger berusaha merumuskan kembali cara relasi manusia dengan kenyataan.
Sebelum melahirkan Opus Magnum ini, seperti para filsuf lainnya, ia tentu mempelajari kembali segala pemikiran yang dilahirkan oleh para pendahulunya, mulai dari filsuf Prasokratik, Sokratik, Abad Pertengahan sampai Zaman Modern.
Setelah membaca semua karya besar filsuf tersebut yang dapat dirumuskan demikian, "dari Platon sampai Nietszche" ia akhirnya menyadari bahwa ada hal yang salah dari filsafat yang dibangun oleh para pendahulunya tersebut.
Atas kesadaran itu, Ia kemudian melayangkan kritikan tajam kepada semua pemikiran para pendahulunya itu lewat sebutan yang bunyinya kira-kira begini,
"Seluruh perjalanan filsafat mulai dari Platon sampai Nietzsche ialah sejarah pelupaan akan Ada."
Dalam dunia filsafat, kritikan Heidegger ini sangat tajam dan anarkis. Ia meruntuhkan segala kecenderungan dari para filsuf yang ingin membuat narasi-narasi besar atas dunia.
Bagi Heidegger, kecenderungan seperti itu sebenarnya merupakan akar dari segala krisis di dunia modern saat ini.
Peristiwa-peristiwa destruktif atas nama keunggulan ras sebagaimana ditampilkan oleh rezim Nazi, perang dunia I dan II, fasisme di Italia merupakan beberapa contohnya akibat dari hal tersebut.
Eh, panjang lebar ya cerita ini tadi. Kembali ke tema tentang Cristiano Ronaldo di atas.
Selain membahas soal kritikan itu, dalam buku "Being and Time" atau "Ada dan Waktu" itu, Heidegger juga membahas tentang diri manusia, yakni soal keberadaan manusia di dunia.
Sebutan khas Heidegger untuk manusia ialah Dasein. Kata ini sendiri dapat diterjemahkan menjadi "Ada di sana", yakni ada di dalam dunia, terlempar di tengah dunia.
Sebutan ini sebenarnya mau menunjukkan bahwa pada dasarnya, manusia itu unik, khas. Ia tidak bisa diidentikkan dengan apapun atau siapapun. Berada di dalam dunia ini bagi Heidegger juga berarti sedang menuju kematian.
Ketika manusia hadir di dalam dunia, di saat yang sama, ia juga sedang menuju kematian. Heidegger menyebutnya sebagai "Sein Zum Tode" atau "Ada menuju Kematian".
Kematian bagi Heidegger ialah bagian dari struktur ontologis manusia. Kematian sudah melekat di dalam dirinya dan manusia tidak dapat menghindari kematian itu. Kematian sudah menjadi semacam "ditakdirkan" bagi manusia.
Kematian dan Otentisitas Diri
Namun, apakah Heidegger melihat kematian itu sebagai hal yang menakutkan? Heidegger sendiri ialah orang yang "taat" pada kematian. Ia tidak membangkang terhadap realitas kematian itu.
Kematian bagi Heidegger justru merupakan faktor yang memungkinkan manusia itu menjalankan hidupnya secara otentik. Lalu, apa itu hidup otentik?
Hidup otentik itu ketika kita menyadari diri bahwa di dunia ini, kita hanya sementara. Kita selalu sadar diri bahwa kita sedang berada dalam horizon menuju kematian.
Dengan kesadaran ini, kita dimungkinkan untuk berbuat baik, mencintai sesama, merawat lingkungan dan alam, dan lebih penting lagi ialah kita bisa mengaktualisasikan segala potensi diri kita secara maksimal.
Hidup otentik juga dapat diartikan ketika kita tidak terjebak dan tenggelam dalam kerumunan massa. Kita tidak mudah terseret dalam arus dunia yang tunggang langgang.
Misalnya, saat ini, lagi musim hitsnya aplikasi tik-tok. Orang yang otentik, ia tidak akan mudah terjebak dalam situasi seperti ini.
Ia tidak akan memakai aplikasi tik-tok hanya untuk mendapat kesan "biar gak ketinggalan zaman", takut dibully "gak hits banget lo," biar tidak diejek "ih dasar ndeso, kamsupay, dsb".
Begitu juga ketika saya memilih untuk menjadi salah satu dari sekian juta ribu fansnya mega bintang asal Portugal di atas.
Orang kadang-kadang fans dengan seseorang karena hal-hal lahirianya, seperti soal karena dia ganteng, bodinya mantap, pandai mengotak-atik bola di atas lapangan.
Tetapi, mereka tidak sampai masuk pada hal yang terdalam, "kenapa saya mau dan bangga menjadi fansnya Ronaldo".
Apa untungnya bagi kehidupan saya ketika saya menjadi bagian dari penggemar pemain terbaik dunia ini? Bagi saya sendiri, ada hal yang paling dalam dan dasar sehingga saya memilih CR7 sebagai idola saya.
Ia adalah sosok yang memiliki daya juang yang tinggi, penuh ambisi, dan pekerja keras. Hal-hal ini merupakan alasan yang sangat tepat untuk mencintai Ronaldo.
Lewat teladan ini, saya diundang dan dijarkannya untuk memanfaatkan waktu dengan kerja keras, berani bermimpi dan berambisi kuat. Semua itu kemudian membuat hidup saya akan menjadi lebih otentik dan bermanfaat justru karena saya tahu bahwa hidup ini sementara.
...
Share:

Video Widget

Diberdayakan oleh Blogger.

Bonjour & Welcome

Agama dalam Ruang Publik Menurut Roger Trigg, Sebuah Penutup

Roger Trigg, Profesor Emeritus pada Oxford University BAB V PENUTUP  Oleh: Yones Hambur "Tulisan ini merupakan sebu...

Total Pageviews

Cari Blog Ini

Top Stories

Video Of Day

Top Stories

Recent Posts

Unordered List

Theme Support

Sponsor

Flickr Images

Popular Posts

Popular

Recent Posts

Unordered List

Pages

Theme Support